Minuman ringan berkarbonasi kini banyak ditawarkan dalam bentuk 0 kalori atau 0 gula yang disukai orang. Minuman ini dipakai sebagai solusi minuman karbonasi yang sudah dikenal tinggi kalori. Ternyata, minuman diet ini punya resiko lebih serius.
Diet soda belakangan ini sangat populer sebagai pengganti minuman soda biasa yang sudah diklaim sangat kurang baik untuk kesehatan. Biasanya diberi embel-embel 'diet', Diet Coke atau Diet Cola yang terkenal. Juga beragam minuman soda lain dengan labe 'Zero' atau 0.
Menurut Mike Roussell, PhD seorang pakar nutrisi dari Pennsylvania, minum diet soda bukan berati dibolehkan dan baik bagi kesehatan, meskipun kemungkinannya kecil merusak program diet. Namun, jika rutin tiap hari minum diet soda justru membawa akibat lain.
Ada penelitian yang dilakukan terhadap 6500 partisipan dan ditemukan bahwa peminum diet soda 67 % lebih rentan terhadap diabetes dan 37% berpotensi terkena metabolic syndrome. Data lainnya dari Framingham Heart Study, berdasarkan penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 56 % dari peminum diet soda rutin mengalami metabolic syndrome.
Sindrom Metabolik atau Sindrom X merupakan kumpulan dari faktor-faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Faktor-faktor resiko tersebut meliputi dislipidemi, hipertensi, dan juga gangguan toleransi glukosa. Gejala-gejala tersebut mengacu pada resiko serangan jantung, stroke dan diabetes melitus.
Penelitian lain yang dipublikasikan tahun 2008 juga menemukan hubungan antara konsumsi diet soda dan sindrom metabolik tersebut. Yang menarik, justru diet soda menyebabkan tingginya resiko terkena sindrom metabolik, dibandingkan jenis soda yang biasa/bukan diet. Disebutkan bahwa minum diet soda sama buruknya dengan makan goreng-gorengan.
Kesimpulannya, tidak masalah jika diet soda dijadikan alternatif pengganti minuman soda. Namun, cobalah untuk membatasi konsumsinya agar tak terlalu sering dan dijadikan kebiasaan. Jika bisa, hilangkan kebiasaan untuk minum minuman berkarbonasi ini dan menggantinya dengan air putih.
sumber :http://www.detikfood.com/read/2011/12/21/133950/1796581/900/rutin-minum-diet-soda-beresiko-sindrom-x?dthlutama
Diet soda belakangan ini sangat populer sebagai pengganti minuman soda biasa yang sudah diklaim sangat kurang baik untuk kesehatan. Biasanya diberi embel-embel 'diet', Diet Coke atau Diet Cola yang terkenal. Juga beragam minuman soda lain dengan labe 'Zero' atau 0.
Menurut Mike Roussell, PhD seorang pakar nutrisi dari Pennsylvania, minum diet soda bukan berati dibolehkan dan baik bagi kesehatan, meskipun kemungkinannya kecil merusak program diet. Namun, jika rutin tiap hari minum diet soda justru membawa akibat lain.
Ada penelitian yang dilakukan terhadap 6500 partisipan dan ditemukan bahwa peminum diet soda 67 % lebih rentan terhadap diabetes dan 37% berpotensi terkena metabolic syndrome. Data lainnya dari Framingham Heart Study, berdasarkan penelitian di Amerika menyebutkan bahwa 56 % dari peminum diet soda rutin mengalami metabolic syndrome.
Sindrom Metabolik atau Sindrom X merupakan kumpulan dari faktor-faktor resiko untuk terjadinya penyakit kardiovaskular. Faktor-faktor resiko tersebut meliputi dislipidemi, hipertensi, dan juga gangguan toleransi glukosa. Gejala-gejala tersebut mengacu pada resiko serangan jantung, stroke dan diabetes melitus.
Penelitian lain yang dipublikasikan tahun 2008 juga menemukan hubungan antara konsumsi diet soda dan sindrom metabolik tersebut. Yang menarik, justru diet soda menyebabkan tingginya resiko terkena sindrom metabolik, dibandingkan jenis soda yang biasa/bukan diet. Disebutkan bahwa minum diet soda sama buruknya dengan makan goreng-gorengan.
Kesimpulannya, tidak masalah jika diet soda dijadikan alternatif pengganti minuman soda. Namun, cobalah untuk membatasi konsumsinya agar tak terlalu sering dan dijadikan kebiasaan. Jika bisa, hilangkan kebiasaan untuk minum minuman berkarbonasi ini dan menggantinya dengan air putih.
sumber :http://www.detikfood.com/read/2011/12/21/133950/1796581/900/rutin-minum-diet-soda-beresiko-sindrom-x?dthlutama
0 comments:
Post a Comment